HOME

Sabtu, 05 November 2016

Rumus-rumus dalam Perencanaan Jembatan


1.   Perencanaan sandaran
Dalam perencanaan sandaran, momen yang mempengaruhi/dihitung adalah diakibatkan oleh berat sendiri sandaran dan beban hidup pada sandaran. ( RSNI T-03-2005)

2.   Perencanaan pelat lantai (Bridge deck)
Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03 dalam Vis, W.C. dan Kusuma, G., (1993), dan menurut Dipohusodo, I., (1999),

3.   Perencanaan trotoar
Dalam perencanaan trotoar, momen yang terjadi diakibatkan oleh berat sendiri trotoar dan beban hidup yang bekerja pada trotoar.

4.   Perencanaan gelagar (Girder)
Dalam perencanaan gelagar melintang dan gelagar memanjang, profil yang direncanakan sanggup menahan beban dari kombinasi beban. Akan tetapi profil tersebut harus dicek kembali dengan menggunakan persamaan-persamaan menurut Anonim (2005),

5.   Perencanaan rangka batang (Truss)
Dalam perencanaan truss, dihitung beban-beban yang mempengaruhi/bekerja pada rangka batang (Truss). Struyk dan Veen, D.V., (1990),

6.   Perencanaan ikatan angin
Dalam perencanaan ini ikatan yang direncanakan adalah ikatan angin atas dan ikatan angin bawah.

7.   Perencanaan elastomer
Dalam perencanaan elastomer ini, beban yang digunakan adalah semua beban yang ada pada struktur atas.

8.   Perencanaan pelat injak
Dalam perencanaan pelat injak, beban yang digunakan adalah akibat berat pelat injak sendiri dan akibat beban hidup.

9.   Perencanaan abutmen
Dalam perencanaan abutmen banyak mengacu pada peraturan SKSNI T-15-1991-03 dalam Dipohusodo, I. (1999).

10.  Perencanaan wingwall
Dalam perencanaan wingwall beban yang diperhitungkan adalah beban akibat berat sendiri wingwall dan beban akibat tekanan tanah.

11.  Perencanaan pondasi tiang pancang
Dalam perencanaan tiang pancang hal-hal yang harus diperhitungkan adalah sebagai berikut:
a.   Daya dukung tanah berdasarkan nilai sondir (CPT)
Menurut Sardjono HS, (1991), kemampuan terhadap daya dukung.

b.   Daya dukung berdasarkan kekuatan bahan
Menurut Sardjono HS, (1991), besarnya daya dukung tiang pancang berdasarkan kekuatan bahan yang digunakan.

c.   Daya dukung kelompok tiang pancang
Menurut Sardjono HS, (1991), besarnya daya dukung kelompok tiang pancang.

d.   Perhitungan kapasitas beban pada masing-masing tiang
Menurut Sardjono HS, (1991), kapasitas beban pada masing-masing tiang pancang.

e.   Penulangan tiang pancang
Menurut Sardjono Hs, (1991), momen maksimum terjadi pada saat diangkat,

f.   Penulangan ekstra
Menurut Sardjono, HS., (1991), hubungan antara berat palu dengan tiang pancang.

g.   Penurunan kelompok tiang
Menurut Sunggono dalam Kasmawati, (2003), penafsiran hasil penyelidikan tanah.

h.   Gaya horisontal yang diizinkan pada tiang pancang
Menurut Sardjono, HS, (1991), kedalaman titik jepit pada tiang pancang.

i.   Perhitungan reaksi tiang dan pergeseran pada tumpuan
Menurut Sosrodarsono dan Nakazawa dalam Kasmawati, (2003), besarnya reaksi kepala tiang.

j.   Perhitungan faktor keamanan guling pada kaki abutmen
Abutmen akan menerima beban-beban yang bekerja di atasnya maka diperlukan adanyan peninjauan terhadap momen guling.

12.   Perencanaan sambungan
Berdasarkan Salmon, G, dalam Ralibin, (2007), besarnya tekanan baut didasarkan pada perhitungan tampang satu dan tampang dua.

13.   Perencanaan pelat buhul
Berdasarkan Struyk dan Veen, D, V, dalam Ralibin (2007), bagian plat buhul yang paling berbahaya adalah pada penampang AB. Jika “R” gaya batang kiri dan “D” gaya batang diagonal, maka penampang AB menrima gaya tarik (P).

14.   Perhitungan lendutan
Berdasarkan Hukum Hooke, lihat pada perubahan panjang batang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar