Rabu, 21 Desember 2016
Tahapan – Tahapan Dalam Perencanaan Jembatan
Menurut Van der Veen, dkk. (1990:03) jembatan merupakan suatu konstruksi yang berguna untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk mempermudah lalu lintas pejalan kaki, pemandu kenderaan atau kereta api di atas halangan tersebut.
Perhitungan konstruksi jembatan harus didukung oleh teori-teori, rumus-rumus dan peraturan-peraturan dalam perencanaan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai peraturan standar jembatan di Indonesia dan rumus-rumus untuk perencanaan jembatan beton bertulang.
Tahapan – Tahapan Dalam Perencanaan Jembatan
Menurut Supriyadi dan Muntohar (2000:23) tahapan-tahapan dalam perencanaan jembatan adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan lokasi jembatan
Pemilihan lokasi jembatan tergantung pada kondisi-kondisi lalu lintas.Secara umum, suatu jembatan untuk melayani arus lalu lintas yang baik kecuali, kalau ada kondisi-kondisi khusus. Troitsky (dalam Supriyadi dan Muntohar 2000:25) prinsip dasar dalam pembangunan jembatan adalah “Jembatan untuk jalan raya, tetapi bukan jalan raya untuk jembatan.”Pada pemilihan lokasi jembatan harus dilihat dari tiga aspek, yaitu:
a. Aspek lalu lintas
Mengingat jembatan akan melayani arus lalu lintas dari segala arah, maka muncul kompleksitas terhadap existing dan rencana, volume lalu lintas, oleh karenanya sangat diperlukan ketepatan dalam penentuan ketepatan dalam penentuan tipe jembatan yang akan digunakan.
b. Aspek teknis
Persyaratan teknis yang perlu dipertimbangkan antara lain:
• Penentuan geometri struktur;
• Pemilihan posisi utama jembatan dan posisi deck;
• Penetuan panjang batang optimum sesuai dengan syarat hidrolika, arsitektural dan biaya konstruksi;
• Pemilihan elemen-elemen struktur atas dan struktur bawah;
• Pendetailan struktur atas;
• Pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan pertimbangan struktural dan estetika.
c. Aspek estetika
Aspek estetika jembatan di perkotaan merupakan faktor yang penting pula dipertimbangkan dalam perencanaan. Kesesuaian estetika dan arsitektural akan memberikan nilai lebih kepada jembatan yang dibangun ditengah-tengah kota
2. Layout jembatan
Setelah lokasi jembatan ditentukan, variabel berikutnya yang juga penting sebagai pertimbangan adalah layout terhadap topografi setempat. Biaya investasi jembatan merupakan proporsi terbesar dari total biaya jalan raya. Sebagai konsekuensinya, struktur tersebut hampir selalu dibangun pada tempat yang ideal untuk memungkinkan bentang jembatan yang sangat pendek, fondasi dapat dibuat sehematnya, dan melintasi objek pemisah dengan layout berbentuk square layout.
3. Penyelidikan lokasi
Keseluruhan pekerjaan ini terbagi atas dua bagian yang saling melengkapi satu sama lain, yaitu:
a. Pekerjaan kantor (Office work)
Pekerjaan kantor atau sering disebut desk study meliputi antara lain:
• Melengkapi pemetaan topografi lokasi jembatan;
• Pemetaan geometri di sekitar jembatan pada site plan dengan skala yang sesuai;
• Penggambaran layout jembatan pada site plan;
• Pengolahan data lapangan.
b. Pekerjaan lapangan (Field work)
Pekerjaan lapangan meliputi sebagai berikut:
• Penyelidikan lokasi
Peyelidikan lokasi perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik lokasi nanti, contohnya keadaan lereng sungai.
• Kondisi fondasi setempat
Kondisi fondasi termasuk titik-titik rencana pilar pada potongan melintang sungai, merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dengan seksama.
4. Preliminary design
Troitsky (dalam Supriyadi dan Muntohar 2000:33) menyatakan“Dalam bidang rekayasa jembatan tindakan dasar dari kemampuan kreatifitas adalah imajinasi”. Untuk merencanakan sebuah jembatan, hal penting pertama adalah mengimajinasikannya. Preliminary design tidak memberikan penyelesaian yang telah siap pakai (ready solution), akan tetapi merupakan suatu penentuan akhir alternatif yang disajikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar